Latar Belakang Tarian Kolewalan.
Tarian kolewalan adalah sebuah tarian rakyat yang berasal dari Atakore desa Watuwawer kecamatan Atadei Kabupaten Lembata.
Tarian Kolewalan sebenarnya berasal dari daerah Leragere saat itu bersama tarian Beku. Namun karena masyarakat dari watuwawer pada umumnya senang bernyayi dan menari sehingga akhirnya tarian ini bisa berpindah tempat dan menjadi milik Atakore.
Menurut cerita moyang Lagar Lagadoni Lejab tarian ini dibawa dari Leragere saai itu dimana dalam penuturan Bapak Bernardus Boli Lejab tarian Beku selalu dimainkan sendiri oleh moyang Lagar Lagadoni sambil tertawa sendiri. Lagar Lagadoni Lejab beristrikan Nogo Mayeli adalah saudari tunggal dari Raja Baha Mayeli dari Labala. Dan Bernardus Boli Lejab adalah cucu pertama dari Lagar Lagadoni Lejab yang saat ini sudah berusia kurang lebih 96 enam tahun. Dalam surat permaindian tertulis tgl permaindian 15 Mei 1928 oleh Pater Bode. Pada saat itu Paroki Lerek belum terbentuk karena masih berstatus Stasi. Saat Bernardus Boli Lejab dipermaindiankan ia sudah memasuki sekolah SR jadi kurang lebih usianya saat itu 8-9 tahun dalam hitungan usia masuk sekolah.
Dari cerita Tarian Kolewalan di bawah oleh dua orang bersaudara yakni Bapak Muhi Lejab dan Bapak Wua Lejab. Mereka membeli dari Ema Ingi Sarabiti dengan harga satu batang gading untuk dapat dibawah untuk dimainkan di desa Atakore. Desa Watuwawer pada umumnya suka menyanyi dan menari dengan tarian kas yang lainnya adalah Tele Hele/syair nasihat, Holo Beba / tarian penyambutan tamu.
Ema Ingi Sarabiti memiliki hubungan keluarga dengan kedua kakak beradik yakni Muhi Lejab dan Wua Lejab sehingga permintaan mereka pada Om dapat dipenuhi.
Sebagai bentuk kesepakatan adat Tarian Kolewalan tidak boleh dimainkan lagi di Leragere karena sudah menjadi milik ana making. Dalam keputusan adat memiliki perjanjian apa bila Tarian Kolewalan dimainkan di leragere maka orang akan sakit. Begitu pula sebaliknya tarian Beku tidak boleh dimainkan di Atakore atau Watuwawer. Inilah kesepakatan telah dibuat antara Ema Ingi Sarabiti, Muhi dan Wua Lejab.
Hedu Hama Kolewalan
Tarian Kolewalan sebagai tarian masyarakat desa Atakore yang sangat menghibur dimain tarian ini sangat digemari oleh semua kalangan hingga saat ini. Tarian Kolewalan tidak jauh berbeda dari tarian Beku namun, dalam hitungan lakah kaki delapan kali untuk tarin Beku, sedangkan Kolewalan sepuluh langkah kaki yang terus bergerak maju dalam lingkaran.Tarian kolewalan mengandung makna persatuan dan syukur yang dimainkan di tempat yang disepakati bersama yang mana tempat itu disebut namang. Di namang ini semua orang berkumpul bersama untuk menyayikan syair lagu dan tarian diiringi pukulan gendang sebagai , ungkapan rasa syukur dan terima kasih atas segalah berkat yang sudah diterima selama satu musim tanam berlangsung.
Tarian Kolewalan mempunyai dua bagian utama yakni: Hedu dan Hama.
Hedu
Untuk bagian Hedu dalam tarian Kolewalan, dimainkan dengan gerakan kaki maju mengelingi lingkaran dengan sepuluh langkah kaki yang berbeda. Dalam syair lagu Kolewalan mengisahkan semua suku pada tiga kampung yang memiliki ritus budaya adat Ahar yakni; desa Watuwawer/Atakore, Lewogroma dan Lewokoba.
Tarian Kolewalan mempunyai hubungan satu kesatuan dengan upacara ritus budaya adat Ahar sebagai bentuk rasa syukur dimana seorang anak lahir dan kini akan diterima bersama ibunya secara resmi menjadi bagian dari suku lamak.
Desa Watuwawer memiliki delapan suku dimana, setiap suku punya syair lagu yang berbeda-beda. Sayair lagu dalam tarian Kolewalan diawali dari suku Watuwawer sebagai pemilik desa dan syair lagu akan berakir pada suku Lejab sebagai suku terakhir yang mendiami desa Atakore/Watuwawer.
Syair-syair lagu Hedu Kolewalan.
1.
Suku Wawin :
wato
lela lusi koliwala
Ole lai ro ho he le
Elero
ho he le..e
|
Ata
nora lela di o
Lama
o, lama gora lela o
O
oa e, ole laira..o oa e
|
Ata
nora wato
Lela
lusi wato lela lusi e le
Lela
lusi ele ele,
Elero
ho he le e
|
2.
Suku Lajar
Laya lama
bua koliwala
Ole lai ro ho he le
Elero
ho he le..e
|
Ata
nora bua di o
Ole
o lolo bua o
O oa e, ole laira..o oa e..
|
Ata
nora laya
Lama
bua laya lama bua
Ee
le lama bua ele le le
Elero ho he le e
|
3.
Suku Karang
Kera lama
honi, koliwala
Ole lai ro ho he le
Elero
ho he le..e
|
Ata nora
honi di o
Lama o lama
bae honi
O o oa e,
ole laira ..ooa e..
|
Ata
nora kara
Lama honi
kara lama honi
Ele lama
honi
Eelero ho
he le..e
|
4.
Suku Lerek
Lera lama
dike
Koliwala
ole lairo ho he ele
Elero ho
hele e
|
Ata nora
keleng di o
Keleng o
keleng ora nuka o
O oa e ole
laira o oa e..
|
Ata nora
lera
Lama dike
lere lama dike
E e le lama
dike
Elelele
elero ho he le e
|
5.
Suku Tukan
Tuka lama
roni
Koliwala
ole lai ro ho he le
Ele roho he
le e,
|
Ata nora
roni di o
Lama o lama
bae roni o
O ae e ole
laira o oa e
|
Ata nora
tuka
Lama roni
tuka lama roni
E le lama
roni
Elelele, e
lero ho he le e..
|
6.
Suku Koban
Koba lama
wale
Kolewala
ole lai ro hohe le
Ele roho he
le e,
|
Ata nora
wale di ooo
Wayo o wayo
lma wale o
Ooo oa e
ole laira o oa e
|
Ata nora
koba
Lama wale
koba lama wale
Ee le lama
wale e
Elelele, e
lero ho he le e..
|
7.
Suku Huar
Hua Ile
lolo
Kolewala
ole lai ro hohe le
Ele roho he
le e,
|
Ata nora
mele di o o
Pali o pali
wana mele o
Ooo oa e
ole laira o oa e
|
Ata nora
bua
Ile lolo
bua ile lolo
Ele ile
lolo
Elelele, e
lero ho he le e..
|
8.
Suku Lejab
Lera lama
dike kolewala
Ole lai
roho hele
Ele roho
hele e
|
Ata nora
dike di o
Tanah o
tanah jawa dike o
Ooo oa e
ole laira o oa e
|
Ata nora
lera
Lama dike
lera lama dike
Ele lama dike
Elelele ele roho he
le e
|
Dari syair lagu untuk suku Lejab mengisahkan bahwa orang Lejab baik
hati datang dari tanah jawa. Lejab hanya
dapat melahirkan bagi suku yang lain dan
menjadi penerang. Dengan syair
lagu ini mungkin generasi baru kini akan lahir seorang Pastor sebagai
perubahan karena, selama ini hanya bisa melahirkan { sebuah kerinduan }.
9. Desa
Lewo Groma: Memiliki beberapa suku
yakni: Roma, Kedang Baya wato, Banin
10. Desa Lewokoba: Puhun-puo roda rua, Lemudai
dan Wukak, Hekar dan Hekur
Hama
Pada bagian
dari tarian ini dilakukan setelah bagian Hedu sudah selesai dilaksanakan dengan
jedah waktu istirahat sekitar 30 menit.
Atau biasa disebut sebagai bagian pemulihan tenaga atas gerakan yang telah dilakukan. Bagian dari tarian ini tetap
dilakukan skarena merupakan satu bentuk kesatuan
tarian Kolewalan. Gerakan kaki
empat langkan dengan syair lagu yang pendek mengingatkan kembali
bagaimana lagu dan tarian ini dibawah dari Leragere yakni:
Pili witi tai o eta
Eta manu bara
Bara doge lei
Lei ama tea
Tea lo lai berepa,
Pada saat bait syair lagu ini dinyanyikan “ tea lo lai
berepa “ semua orang yang bermain kolewala dengan serempak berhenti dengan
teriakan seperti dalam tarian beku.
Dengan demikian maka Tarian Kolewalan punya kemiripan dan tidaklah mungkin jika, asal
mula tarian ini dari Leregere. Namun karena tarian ini telah di beli oleh dua
orang bersaudara dari seorang ina puke/pade
Ema Ingi Sarabiti untuk melengkapi ritus adat Ahar di atakore.
Kini dengan adanya perubahan dan perkembangan jaman maka, Kolewalan
dapat dimainkan oleh para pemuda/pemudi setempat sebagai ajang untuk mencari jodoh lewat
pantun dan syair lagu.
Terimakasih untuk pengetahuannya
BalasHapusSalam hormat 🙏🙏