Tarian Kolewalan dari Lembata
Sebagai Bentuk Ungkapan Syukur Atas Keberhasilan Dalam Syair Lagu dan Tarian Yang Indah
Selasa, 26 September 2017
Rabu, 31 Mei 2017
Syair lagu Dei Pana Ro
Masyrakat watuwawer memiliki budaya yang sangat unik namun tetap terpelihara hingga saat ini seperti Acara Tule Ahar ( masuk suku bagi istri dan anak-anak ). Dalam acara ini ada sebuah bagian penting yakni nyanyian sebagai ungkapan rasa sukur bagi istri dan anak yang telah resmi di terima dalam suku. Desa Watu Wawer sendiri memiliki 8 seku dan suku yang paling besar adalah Suku Lejab. Suku Lejab ini sebagai suku pendatang daro Batavia/tana Jawa.
Untuk mempersingkat maka sayar lagu ahar dapat kita dendangkan bersama:
Untuk mempersingkat maka sayar lagu ahar dapat kita dendangkan bersama:
DEI PANA RO
Reff:
Pure pure ikolata ba nolungaya
o... ...
Elele dei pana ro
Kayo wato gawi lega ro
Elele dei pana ro
Kayo wato gawi lega ro o.
. . . . ...
solo
1a. Ose Bala Ina kolo heduro
kia Kolo hama ro kia... Koor ...
lb. Ose Bala Ina lei limute
helaga wewan demu ro ketebu. Koor..
2a. Kewa Bala Ina kolo heduro
kia Kolo hama ro kia...Koor..
2b. Kewa Bala lna lei limute
helaga wewan demu ro ketebu. Koor.
3a. PanaBala Ama kolo heduro
kia Kolo hama rokia....Koor:.'
3b. Pana Bala Ama hopi bala
hogo roi tau kuna ae rua, Koor......
4a. Muhi Bala Ama kolo heduro
kia Kolo hama ro kia...Koor:........
4b. Muhi bala Ama hopi bala hogo tau kuna ae rua,
koor.............
5a. Nole Bala Ina kolo heduro
kia Kolo hama ro kia... Koor ......,
5b. Nole Bala Ina lei limute
helaga wewan demu ro ketebu. Koor
6a. Lagar Bala Ama kolo heduro
kia Kolo hama ro kia. . .Koor:. . .
6b. Lagar Bala Ama hopi bala
hogo roi tau kuna ae rua, Koor. . . . ..
7a. Wuri Bala Ama kolo heduro
kia Kolo hama ro kia. . , Koor: . . .
7b. Wuri Bala Ama hopi bala hogo roi tau kuna ae rua, Koor.......
8a. Lagadoni Bala Ama
kolo heduro kia Kolo hama ro kia.Koor:..
8b. Lagadoni Bala Ama
hopi bala hogo roi tau kuna ae rua.Koor...
9a. Gelole Bala Ina kolo
heduro kia Kolo hama ro kia.-. Koor ...
9b. Gelole Bala Ina lei limute
helaga wewan demu ro ketebu. Koor.
Penutup
Ana nange noiro nai pili
wewe,
Wewe lewun o weli Adonara
Wewe lewun o weli Adonara
Makna Syair
Untuk anak
peremuan:
Ose Bala ina:Nama
anak dipadukan dengan gading pusaka dalam rumah adat.
Mari berdendang
dan menari
Berlomba lombalah
jadi terdepan
Bangun dan majulah
Langkahi aral dan
rintangan
Jadilah wanita
yang trampil
Memintal benang dan
menenun
Jadi wanita yang
pandai
Jadi harapan bagi
keluarga dan lewotana
Untuk anak laki-laki:
Lagar Bala ama Nama
anak dipadukan dengan gading pusaka
dalam rumah adat.
Mari berdendang
dan menari
Berlomba-lombalah
jadi terdepan
Bangun
dan majulah
Senin, 29 Agustus 2016
Lagu Dan Syair Tule' Hele Orang Lembata
Tule Hele / Urisele
Tule hele/Urisele adalah
sebuah nyanyian syair adat yang bermakna
pesana/nasihat, dan menghibur bahkan
dengan syair lagu dapat meluluhkan hati bagi orang yang berselisih paham dan
pada akhirnya berdamai. Nyanyian syair
ini biasanya dibawahkan oleh orang-orang tua dalam sebuah acara kegiatan adat
yang berlangsung di desa/kampung. Nayian
tule hele/urisele syairnya bermakna dalam, karena tidak mudah bagi semua orang untuk memahami artinya
dari syai yang dibawahkan.
Namun dalam membawakan orang akan mendengar
dan mengartikan lalu akan menaggapinya dalam syair pula. Pada saat orang mulai menyayikan tule hele pertama
maka, semua orang akan mengartikan apa
masud dari syair itu dan ditapan/diikuti sampai syair ini benar diartikan. Atau
maksud dari syair itu terjawab maka orang lain boleh menyayikan syair berikutnya terus
menerus sampai pagi hari.
Tule hele memiliki makna yang
sangat dalam sebagai suatu pesan atau nasihat
dalam budaya bernyanyi dengan syair-syair yang
dibawahkan untuk menggugah hati semua orang sehingga, banyak masalah yang terjadi dalam suku dapat diselesaikan dengan
hasil mendamaikan orang lewat nyanyian tule hele ini.
Bagi masyarakat Lamaholot pada
umumnya tule hele/urisela tinggalah
sebuah kenangan karena, adanya
pergeseran nilai atau perubahan sosial pada generasi sekarang sehingga sulit ditemukan
lagi. .
Namun bagi masyarakat
Atakore tule hele tetap dilakukan namun pada acara-acara adat yang
diselenggarakan dengan penekanan pada syair
lagu sesuai dengan kegiatan apa yang sedang
dilakukan.
Dalam suatu kegiatan adat
orang-orang tua duduk bersama-sama dalam
sebuah lingkaran sambil menyanyikan syair-syair lagu yang disesuaikan dengan
kegiatan adat seperti: tule ahar, doka tua magu, adat perkawinan, dan banyak lagi kegiatan yang diselenggarakan
di kampung. Nyanyian tule hele tidak
semua orang dapat menyayikan syair karena sulit untuk dipahami syair lagu,
karena bahasa yang digunakan adalah bahasa adat.
Nyian ini ibarat sebuah
teka-teki namun juga bukanlah sebuah pantun
karena, maknanya adalah nasihat/pesan medalam
bagi generasi muda dimana warisan budaya/norma hidup yang perlu di lestarikan syair lagu yang saling bersahutan dengan penekana pada makna baik untuk wariskan
dan yang buruk agar ditinggalkan demi suku lamak.
Sebagai contoh acara doka tua magu dalam buaya adat maka, syairnya mengisahkan tentang masa
dimana suku yang datang dan menetap dikampung dengan berbagai masalah
yang dihadapi saat itu dan kedepannya harapan agar budaya ini selalu terpelihara.
Atau bagaimana merawat dan memelihara rumah adat
sebagai warisan leluhur yang perlu dijaga dan dipertahankan dengan baik.
Syair-syair lagu dari acara doka tua magu/rumah adat saat dinyanyikan
sangatlah hati-hati karena, akan
berdampak buruk/bahkan korban nyawa. Berbeda
dengan acara-acara adat yang lain dalam meyanyikan syair pesan/nasihat. Jadi dalam nanyian tule hele syair lagu disesuai
dengan acara atau kegiatan atau acara apa yang
sedang berlangsung.
Desa Atakore dengan budaya ahar banyak memiliki syair-syair
lagu sebagai pesan/nasihat bagi anak suku dalam pola hidup yang baik dengan sesama, pola
hidup rukun antara suku lamak yang selalu terbina dengan baik.
Ada beberapa syair lagu yang selalu
dinyanyikan saat upacara adat budaya berlangsung.
Syair lagu tule hele/urisele
seperti ini:
( Ai te le ata uri te le le )
pembuka
Ina ama taru alu
Gurum ngabaleta mura dori
Ana oli hodi uma lama
ho ..ho.....ho
Artinya:
Jika saatnya tiba untuk
bersyukur
Utuslah gurumbeleta/humas
Untuk mencari, dan menyampaikan
semua orang
untuk mengambil bagian masing-masing
sebagai ungkapan rasa syukur
Doni mai kari duli
Belo tulu lei lima
Oli nawak
Jaga lewo tana
Ho....ho...ho....
Artinya:
Anakku sayang jika kamu pergi
Pikirkan /Perhitungkan sendiri
Kekurangan dalam suku lamak
Dalam merawat dan menghias kampung
Dengan harapan agar cepat kembali.
Bala liko bodi hawe
Kolu raka magu ra
Ragan dopa woloi loda
Dei tora tue lele
Ho....ho...ho....
Artinya:
Kita harus selalu siap mengadapi
masalah
Apapun yang terjadi
Namun dengan dukungan semua orang
Kita tentu dapat mengatasinya
bersama.
Bala pana moi lai
Kai hure lango moe
Dami mula tu mea
Hura ere ga tega-tega
Ho....ho...ho....
Artinya:
Sungguh menyesal rencanaku ini
Hanya seberkas lilin boleh menerangi
Dengan berat hati aku turut bergembira.
Belo tea tugo mihi
Tawa tangan lolon gege royu kae
Tugo bai pana hala
Ho....ho...ho....
Artinya:
Keputusan yang diambil tepat
Dalam sebuah rencana
Karena akan berdampak baik
Karena akan berdampak baik
Di hari yang akan datang
Boli pana moi lai
Mai hodi hela
Wai tiba wai take
Bei orege tek hare hi
Ho....ho...ho....
Artinya:
Ada keretakan dalam rumah
Ada yang hadir ada juga tidak
Rasanya tidak baik hal ini.
Rasanya tidak baik hal ini.
Bait dari suatu syair lagu akan dinyikan jika, makna dari suatu bait
syair lagu sudah ditemukan arti atau maksud dari orang yang menyanyi saat
tele hele/urisele berlangsung. Dan untuk
mengartikan butuh waktu namun untuk menemukan arti semua dalam bentuk nyayian. Selanjutnya
jika orang mulai menyayi syair lagu “ ai
te le ata uri te le le “. berarti
ini syair baru yang akan dinyayikan dengan topik yang lain karena topik pertama
sudah ditemukan maknanya.
Ada pula beberapa syair lagu yang mengisahkan bagaimana seorang gadis
dipinang namun menolak namun sang lelaki
merasa suatu saat pasti akan kembali
Ma ga ga ama mai ga ga
Ole tolo rata molo
Keri to mo aka
Goe ia ma ga
Ada juga sebuah syair yang dinyanyikan sampai pagi baru baru di temukan artinya seperti ini
Lera pana moi lai
Bege manu tu
Kedin weli ore take
Maksud syair diatas
Lera pana moi lai
Mai riu ina bine
Riu mara ama lake
Moi pe lera mo moi pe
Orang hendak mencari kekasih
hati
Namun salah memilih
Karena yang ditemukan adalah
Seorang pria yang tidak bisa
melahirkan
( kedin weli ore take )
Bagi generasi muda mungkin ini
saatnya kita meggali kembali budaya kita yang sudah mulai menghilang, ibarat
seorang anak kecil mencari bengkoang yang batang sudah terpisah dari akarnya dan
pelan-pelan mencari sampai menemukan akar pohonnya.
Belo tea tugo mihi
Tawa tangan lolon gege royu kae
Tugo bai pana hala
Ho....ho...ho....
Minggu, 21 Agustus 2016
Tarian Kolewalan Lembata
Latar Belakang Tarian Kolewalan.
Tarian kolewalan adalah sebuah tarian rakyat yang berasal dari Atakore desa Watuwawer kecamatan Atadei Kabupaten Lembata.
Tarian Kolewalan sebenarnya berasal dari daerah Leragere saat itu bersama tarian Beku. Namun karena masyarakat dari watuwawer pada umumnya senang bernyayi dan menari sehingga akhirnya tarian ini bisa berpindah tempat dan menjadi milik Atakore.
Menurut cerita moyang Lagar Lagadoni Lejab tarian ini dibawa dari Leragere saai itu dimana dalam penuturan Bapak Bernardus Boli Lejab tarian Beku selalu dimainkan sendiri oleh moyang Lagar Lagadoni sambil tertawa sendiri. Lagar Lagadoni Lejab beristrikan Nogo Mayeli adalah saudari tunggal dari Raja Baha Mayeli dari Labala. Dan Bernardus Boli Lejab adalah cucu pertama dari Lagar Lagadoni Lejab yang saat ini sudah berusia kurang lebih 96 enam tahun. Dalam surat permaindian tertulis tgl permaindian 15 Mei 1928 oleh Pater Bode. Pada saat itu Paroki Lerek belum terbentuk karena masih berstatus Stasi. Saat Bernardus Boli Lejab dipermaindiankan ia sudah memasuki sekolah SR jadi kurang lebih usianya saat itu 8-9 tahun dalam hitungan usia masuk sekolah.
Dari cerita Tarian Kolewalan di bawah oleh dua orang bersaudara yakni Bapak Muhi Lejab dan Bapak Wua Lejab. Mereka membeli dari Ema Ingi Sarabiti dengan harga satu batang gading untuk dapat dibawah untuk dimainkan di desa Atakore. Desa Watuwawer pada umumnya suka menyanyi dan menari dengan tarian kas yang lainnya adalah Tele Hele/syair nasihat, Holo Beba / tarian penyambutan tamu.
Ema Ingi Sarabiti memiliki hubungan keluarga dengan kedua kakak beradik yakni Muhi Lejab dan Wua Lejab sehingga permintaan mereka pada Om dapat dipenuhi.
Sebagai bentuk kesepakatan adat Tarian Kolewalan tidak boleh dimainkan lagi di Leragere karena sudah menjadi milik ana making. Dalam keputusan adat memiliki perjanjian apa bila Tarian Kolewalan dimainkan di leragere maka orang akan sakit. Begitu pula sebaliknya tarian Beku tidak boleh dimainkan di Atakore atau Watuwawer. Inilah kesepakatan telah dibuat antara Ema Ingi Sarabiti, Muhi dan Wua Lejab.
Hedu Hama Kolewalan
Tarian Kolewalan sebagai tarian masyarakat desa Atakore yang sangat menghibur dimain tarian ini sangat digemari oleh semua kalangan hingga saat ini. Tarian Kolewalan tidak jauh berbeda dari tarian Beku namun, dalam hitungan lakah kaki delapan kali untuk tarin Beku, sedangkan Kolewalan sepuluh langkah kaki yang terus bergerak maju dalam lingkaran.Tarian kolewalan mengandung makna persatuan dan syukur yang dimainkan di tempat yang disepakati bersama yang mana tempat itu disebut namang. Di namang ini semua orang berkumpul bersama untuk menyayikan syair lagu dan tarian diiringi pukulan gendang sebagai , ungkapan rasa syukur dan terima kasih atas segalah berkat yang sudah diterima selama satu musim tanam berlangsung.
Tarian Kolewalan mempunyai dua bagian utama yakni: Hedu dan Hama.
Hedu
Untuk bagian Hedu dalam tarian Kolewalan, dimainkan dengan gerakan kaki maju mengelingi lingkaran dengan sepuluh langkah kaki yang berbeda. Dalam syair lagu Kolewalan mengisahkan semua suku pada tiga kampung yang memiliki ritus budaya adat Ahar yakni; desa Watuwawer/Atakore, Lewogroma dan Lewokoba.
Tarian Kolewalan mempunyai hubungan satu kesatuan dengan upacara ritus budaya adat Ahar sebagai bentuk rasa syukur dimana seorang anak lahir dan kini akan diterima bersama ibunya secara resmi menjadi bagian dari suku lamak.
Desa Watuwawer memiliki delapan suku dimana, setiap suku punya syair lagu yang berbeda-beda. Sayair lagu dalam tarian Kolewalan diawali dari suku Watuwawer sebagai pemilik desa dan syair lagu akan berakir pada suku Lejab sebagai suku terakhir yang mendiami desa Atakore/Watuwawer.
Syair-syair lagu Hedu Kolewalan.
1.
Suku Wawin :
wato
lela lusi koliwala
Ole lai ro ho he le
Elero
ho he le..e
|
Ata
nora lela di o
Lama
o, lama gora lela o
O
oa e, ole laira..o oa e
|
Ata
nora wato
Lela
lusi wato lela lusi e le
Lela
lusi ele ele,
Elero
ho he le e
|
2.
Suku Lajar
Laya lama
bua koliwala
Ole lai ro ho he le
Elero
ho he le..e
|
Ata
nora bua di o
Ole
o lolo bua o
O oa e, ole laira..o oa e..
|
Ata
nora laya
Lama
bua laya lama bua
Ee
le lama bua ele le le
Elero ho he le e
|
3.
Suku Karang
Kera lama
honi, koliwala
Ole lai ro ho he le
Elero
ho he le..e
|
Ata nora
honi di o
Lama o lama
bae honi
O o oa e,
ole laira ..ooa e..
|
Ata
nora kara
Lama honi
kara lama honi
Ele lama
honi
Eelero ho
he le..e
|
4.
Suku Lerek
Lera lama
dike
Koliwala
ole lairo ho he ele
Elero ho
hele e
|
Ata nora
keleng di o
Keleng o
keleng ora nuka o
O oa e ole
laira o oa e..
|
Ata nora
lera
Lama dike
lere lama dike
E e le lama
dike
Elelele
elero ho he le e
|
5.
Suku Tukan
Tuka lama
roni
Koliwala
ole lai ro ho he le
Ele roho he
le e,
|
Ata nora
roni di o
Lama o lama
bae roni o
O ae e ole
laira o oa e
|
Ata nora
tuka
Lama roni
tuka lama roni
E le lama
roni
Elelele, e
lero ho he le e..
|
6.
Suku Koban
Koba lama
wale
Kolewala
ole lai ro hohe le
Ele roho he
le e,
|
Ata nora
wale di ooo
Wayo o wayo
lma wale o
Ooo oa e
ole laira o oa e
|
Ata nora
koba
Lama wale
koba lama wale
Ee le lama
wale e
Elelele, e
lero ho he le e..
|
7.
Suku Huar
Hua Ile
lolo
Kolewala
ole lai ro hohe le
Ele roho he
le e,
|
Ata nora
mele di o o
Pali o pali
wana mele o
Ooo oa e
ole laira o oa e
|
Ata nora
bua
Ile lolo
bua ile lolo
Ele ile
lolo
Elelele, e
lero ho he le e..
|
8.
Suku Lejab
Lera lama
dike kolewala
Ole lai
roho hele
Ele roho
hele e
|
Ata nora
dike di o
Tanah o
tanah jawa dike o
Ooo oa e
ole laira o oa e
|
Ata nora
lera
Lama dike
lera lama dike
Ele lama dike
Elelele ele roho he
le e
|
Dari syair lagu untuk suku Lejab mengisahkan bahwa orang Lejab baik
hati datang dari tanah jawa. Lejab hanya
dapat melahirkan bagi suku yang lain dan
menjadi penerang. Dengan syair
lagu ini mungkin generasi baru kini akan lahir seorang Pastor sebagai
perubahan karena, selama ini hanya bisa melahirkan { sebuah kerinduan }.
9. Desa
Lewo Groma: Memiliki beberapa suku
yakni: Roma, Kedang Baya wato, Banin
10. Desa Lewokoba: Puhun-puo roda rua, Lemudai
dan Wukak, Hekar dan Hekur
Hama
Pada bagian
dari tarian ini dilakukan setelah bagian Hedu sudah selesai dilaksanakan dengan
jedah waktu istirahat sekitar 30 menit.
Atau biasa disebut sebagai bagian pemulihan tenaga atas gerakan yang telah dilakukan. Bagian dari tarian ini tetap
dilakukan skarena merupakan satu bentuk kesatuan
tarian Kolewalan. Gerakan kaki
empat langkan dengan syair lagu yang pendek mengingatkan kembali
bagaimana lagu dan tarian ini dibawah dari Leragere yakni:
Pili witi tai o eta
Eta manu bara
Bara doge lei
Lei ama tea
Tea lo lai berepa,
Pada saat bait syair lagu ini dinyanyikan “ tea lo lai
berepa “ semua orang yang bermain kolewala dengan serempak berhenti dengan
teriakan seperti dalam tarian beku.
Dengan demikian maka Tarian Kolewalan punya kemiripan dan tidaklah mungkin jika, asal
mula tarian ini dari Leregere. Namun karena tarian ini telah di beli oleh dua
orang bersaudara dari seorang ina puke/pade
Ema Ingi Sarabiti untuk melengkapi ritus adat Ahar di atakore.
Kini dengan adanya perubahan dan perkembangan jaman maka, Kolewalan
dapat dimainkan oleh para pemuda/pemudi setempat sebagai ajang untuk mencari jodoh lewat
pantun dan syair lagu.
Langganan:
Postingan (Atom)